Jumat, 11 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KANKER PARU YANG DILAKUKAN PEMBEDAHAN ( Suplemen)


Tanda/gejala yang perlu diwaspadai adanya kanker paru :

1.        Perubahan pola bernafas
2.        Batuk terus – menerus/batuk persistent
3.        Sputum campur darah
4.        Sputum purulent atau berwarna seperti besi berkarat
5.        Hemoptysis
6.        Nyeri dada atau dada sesak
7.        Nyeri pada bahu, lengan atau pada dinding dada
8.        Pleural effusion, pneumonia atau bronchitis kumat-kumatan
9.        Dyspnea
10.     Hoarseness ( suara serak )
11.     Demam berkaitan dengan satu atau lebih tanda diatas.


Penatalaksanaan medis pada kanker paru salah satunya adalah pembedahan dengan resectional surgery. Macam – macam resectional surgery adalah :

Ì    Exploratory thoracotomy
Ì    Pneumonectomy ( mengangkat paru )
Ì    Lobectomy ( mengangkat lobus paru )
Ì    Segmental resection/segmentectomy ( mengangkat satu/lebih segmen paru )
Ì    Thoracoplasty ( mengangkat tulang iga )
Ì    Decorticatie ( mengeluarkan cairan fibrinnous dari pleura visceral )

Preoperative care :

1.        Pemeriksaan Radiologi :
2.        Chest X- ray ( AP-Lat )
3.        Laminogram
4.        CT scanning
5.        Bronchoscopy
6.        Test fungsi paru
7.        Pengajaran ( prosedur, anaestesi, rasa nyeri, batuk efektif, nafas dalam, ambulasi, latihan gerak pada lengan, dll )

Pengkajian :
Data subyektif

1.    Onset & durasi gejala dan tanda – tanda
2.    Pemahaman pasien dirawat : untuk diagnostic atau pembedahan atau chemotherapy atau radiotherapie.
3.    Bagaimana status kesehatan klien baik sudah terdiagnose ataupun kemungkinan kanker ( suspect )
4.    Riwayat merokok ( jumlah, lamanya, jenis rokok )
5.    Riwayat terpapar asbes atau zat carcinogenic lainnya.

Data obyektif
1.    Adanya batuk : produktif sputum atau tidak
2.    Darah pada sputum
3.    Hemoptysis
4.    Nafas pendek ketika berbicara
5.    Auskultasi : unilateral wheezing

Analisa Data : Diagnose Keperawatan

Masalah Keperawatan
Kemungkinan Etiologi
Kecemasan
ancaman mati, ancaman peru bahan status kesehatan atau status sos-ek, atau peran dan fungsi di lingkungannya.
Gangguan pertukaran gas.
Gangguan ventilasi / perfusi.
Nyeri
nyeri dada pleuritic
Kurang pengetahuan : ttg penyakit & pengo –batan.
Kurang terbuka / tidak kenal sumber – sumber informasi.
Inefektif bersihan jalan nafas.
Penurunan energi / fatigue
Risiko tinggi sindrom “ disuse “ ( tak bergu-na lagi ).
pembedahan pada dada.
Gangguan integritas jaringan ( kulit )
Insisi pembedahan.

Perencanaan  : Tujuan pasien yang diharapkan pada klien yang dilakukan resectie antara lain :

1.        Pasien dapat melakukan koping terhadap kecemasannya
2.        Pertukaran gas dalam batas normal sesuai gas arteri
3.        Nyeri post operatif dapat dikontrol dengan obat – obat
4.        Pasien dapat mempertahankan patensi jalan nafas
5.        Pasien mampu melakukan pergerakan lengan dengan gerakan yang normal
6.        Luka insisi dapat sembuh baik
7.        Pasien dapat menjelaskan hal – hal seperti berikut :
a.        Menjelaskan hal yang berkaitan perubahan ADL ( aktivitas yang lazim, latihan-latihan )
b.        Menjelaskan perubahan gaya hidup
c.        Penggunaan obat : macam, dosis, kerja obat, efek samping
d.        Menjelaskan sumber – sumber profesional, lembaga pelayanan kesehatan di masyarakat yang dapat memberikan pertolongan segera bila ada masalah dengan kondisi kesehatannya.
e.        Menjelaskan tindak lanjut dari pengobatan dan perawatannya.

 Implementasi
* Membantu tujuan therapi :
1.    Mempertahankan drainase & merawat tube :
a.    Beri tanda pada botol dengan plester agar jumlah drainase dapat mudah diketahui. Tuliskan tanggal dan jam pada plester terebut.
b.    Ikat pipa pada sisi TT sehingga tidak menggantung, à jika pipa/tube menggantung cairan akan terkumpul dan mengganggu pengeluaran udara/cairan dari ruang pleura.
c.    Pastikan ujung pipa 1 - 2 cm tetap berada dibawah permukaan air
d.    Periksa tangkai kaca dalam botol tetap ada undulasi, Jika tidak ada:
01. Kemungkinan Tube tertindih pasien
02. Periksa konektor kemungkinan adanya sumbatan
03. Anjurkan pasien supaya batuk atau berubah posisi untuk melihat adanya undulasi kembali
04. Undulasi akan berhenti apabila paru sudah mengembang kembali. Panggil dokter ( ahli bedah ) jika pipa tidak kunjung paten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar