Kamis, 10 Maret 2011

ULKUS KORNEA


PENGERTIAN
Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. (Ilyas, Sidarta. ILMU PENYAKIT MATA. 2004. Jakarta: FKUI)
Ulkus kornea merupakan nekrosa pada jaringan kornea akibat trauma (radang dapat dipermukaan atau mmenyusup ke jaringan yang lebih dalam). (Long, Barbarac. PERAWATAN MEDIKAL BEDAH. 1996. Bandung: IAPK Pajajaran)
Hipopion: akumulasi pus dalam COA. (kamus kedokteran, GITA MEDIKA PRESS)

ANATOMI FISIOLOGI


Bagian mata:
  • Meliputi bola mata(bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari pada organ Visus.
  • Turika okuli: kornea dan sclera
  • Tunika vaskulosa: korioid, korpus siliaris, iris dan pupil.
  • Tunika nervosa: merupakan bagian terdalam bola mata disebut retina. 3 bagian retina adalah:
Pers optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai didepan khatulistiwa bola mata.
Pars siliaris merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliaris.
Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.

ETIOLOGI
  • Bakteri
  • Jamur
  •  Simplek
  • Proses peradangan dan inflasi
  •  Acanthamoeba (biasanya berasal dari cairan pencuci lensa kontak)
  • Defisiensi vitamin A
  • Logostalmus akibat parese saraf ke VIII, lesi saraf ke III atau neurotrofik dan ulkus mooren.
  • Dikenal 2 bentuk ulkus kornea yaitu sentral dan perifer (marginal). Etiologi ulkus perifer: reaksi toksik, alergi, autoimun dan infeksi.

TANDA DAN GEJALA
  • Nyeri dan kejang kelopak mata, dapat dilihat dengan pemeriksaan fluorecein (zat warna yang bisa menimbulkan pijaran) .
  • Mata merah
  • Foto fobia
  • Penglihatan menurun
  • Pada pemeriksaan terlihat kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel.
  • Dapat disertai penipisan kornea, hipopion, sinekia posterior, dll.
  •  Bila disebabkan jamur, maka infiltrate akan berwarna abu – abu dikelilingi infiltrate halus di sekitar (fenomena satelit).

 PATOFISIOLOGI

TRAUMA : Kerusakan epitel kornea

Cacat kornea, mudah terjadi invasi bakteri kedalam kornea

Nyeri mata dan kelopak, silau, lakrimasi, penglihatan menurun.

Kekeruhan kornea disentral (ulkus berbatasan pada sisi-sisi paling aktif disertai infiltrate berwarna kekuning-kuningan yang mudah pecah)



 
 

Pembentukan ulkus



 

Menyebar dipermukaan kornea  merambat lebih dalam



 

Perforasi kornea
Hipopion
(akibat rangsangan toksin)


 PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • EKG
  • Pemeriksaan darah
  • Pemeriksaan menggunakan snallen dan lapang penglihatan
  • Pengukuran tonografi / tonometer
  • Pemeriksaan oftalmoskopi
  • Vital sign

PENATALAKSANAAN

Pengobatan pada ulkus kornea bertujuan menghalangi hidupnya bakteri dengan antibiotika dan mengurangi radang dengan steroid. Penatalaksanaan ulkus kornea secara umum adalah sebagai berikut:
  • Tidak boleh dibebat, karena akan menaikan suhu sehingga akan berfungsi sebagai incubator.
  • Secret yang terbentuk dibersihkan 4 x sehari.
  • Diperhatikan kemungkinan terjadinya gloukoma sekunder.
  • Debridement sangat membantu penyembuhan.Diberikan antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi local kecuali keadaan berat / gawat.
  • Pada ulkus kornea berat disertai hipopion dapat dilakukan penyedotan. Selain itu dimungkinkantindakan pembedahan atau keratoplasty apabila;
  • Dengan pengobatan tidak sembuh
  • Terjadinya jaringan perut yang mengganggu penglihatan.
(Mansjoer, Arif dkk. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. 2001. Jakarta: MEDIA AESCULAPLUS FKUI).

KOMPLIKASI

  1. Glukoma sekunder
  2. Kebutaan
  3. Abses kornea
  4. Ulkus Atero matosis (sikatrik pada kornea terinfeksi setelah pembedahan)
  5. keratomikosis (efek samping antibiotik dan kortikosteroid yang tidak tepat)

PENGKAJIAN

1.      Aktifitas istirahat
Gejala : perubahan aktifitas sehubungan dengan gangguan penglihatan
Gangguan istirahat karena nyeri dan ketidaknyamanan.
2.      Intregitas ego
Kecemasan tentang status kesehatan  dan tindakan pengobatan.
3.      Neurosensor
Gejala: gangguan penglihatan, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap tentang penglihatan perifer dan lakrimasi.
Tanda: kornea keruh, iris, dan pupil tidak kelihatan serta peningkatan air mata.
4.      Keamanan
Terjadi trauma karena penurunan penglihatan.
5.      Nyeri
Gejala;: ketidak nyamanan ringan, mata berair dan merak, myeri berat disertai tekanan pada sekitar bola mata dan menyebabkan sakit kepala.
6.      Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga glukoma, DM, gangguan sustem vaskuler, riwayat stress, alergi, ketidak seimbangan endokrin, terpajan pada radiasi,polusi, steroid.
7.      Rencana pemulangan
Memerlukan bantuan tranportasi, penyediaan makanan, perawatan diri, pemeliharaan rumah.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri berhubungan dengan  edema kornea (akumulasi pus).
2.      Resti penyebaran infeksi kemata yamg sehat berhubungan kurang pengetahuan.
3.      Kurang pengetahuan tentang pengobatan berhubungan dengan salah interprestasi infofmasi.
4.      Gangguan sensori berhubungan dengan dengan gangguan penerimaan sensori.
5.      Ansietas berhubungan dengan tindakan pengobatan, pembedahan.
6.      Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan sensori perceptual.
7.      Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori. 

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. ILMU PENYAKIT MATA. 2004. Jakarta: FKUI
Long, Barbarac. PERAWATAN MEDIKAL BEDAH. 1996. Bandung: IAPK Pajajaran) Mansjoer, Arif dkk. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. 2001. Jakarta: MEDIA AESCULAPLUS FKUI
kamus kedokteran, GITA MEDIKA PRESS)




1 komentar:

  1. blognya bagus
    kunjungi balik ya
    http://semaraputraadjoezt.blogspot.com

    BalasHapus